Beranda » Blog » 6 Ragam Motif Batik Sasirangan Yang Syarat Akan Makna Spiritual Dalam Kehidupan Masyarakat Banjarmasin

6 Ragam Motif Batik Sasirangan Yang Syarat Akan Makna Spiritual Dalam Kehidupan Masyarakat Banjarmasin

Diposting pada 7 August 2023 oleh GriyatenunOfficial / Dilihat: 160 kali

6 Ragam Motif Batik Sasirangan Yang Syarat Akan Makna Spiritual Dalam Kehidupan Masyarakat Banjarmasin

Ragam Motif Batik Sasirangan – Kain Batik Sasirangan merupakan jenis kain khas yang berasal dari daerah Kalimantan Selatan. khususnya masyarakat Banjar sudah dikenal sejak dahulu.

Kain Sasirangan itu sendiri secara umum adalah sejenis kain yang dibuat dengan teknik tusuk jelujur, kemudian diikat dengan benang atau tali raffia dan selanjutnya dicelup .

Kain batik Sasirangan merupakan sejenis batik sandang yang juga disebut dengan istilah kain calapan atau celupan yang didekorasi dengan motif tradisional khas Kalimantan Selatan, baik dari segi warna maupun motifnya.

Banyak orang yang menyebut kain ini sebagai Batik Banjar, meski cara pembuatannya berbeda dengan batik pada umumnya. Kain ini memiliki nilai adat dan budaya yang tinggi karena telah diwariskan secara turun temurun sejak zaman dahulu.

Ragam Motif Batik Sasirangan

Ragam Motif Batik Sasirangan

Sebagaimana kain batik yang memiliki lusinan motif yang berbeda-beda, kain batik sasirangan asli Kalimantan Selatan ini juga mempunyai aneka ragam motif.

Batik Sasirangan juga memiliki kekuatan magis untuk pengobatan penyakit dan upacara adat. Indah dan menawan jika dikenakan untuk pakaian sehari-hari.

Berikut adalah beberapa motif yang ada dalam kain batik sasirangan yang anda ketahui :

1. Motif Gigi Haruan

motif Gigi Haruan ini terinspirasi dari ikan haruan. Ikan haruan sendiri merupakan jenis ikan populer di kalangan masyarakat suku Banjar.

Motif garis zigzag yang tampak bergerigi ini melambangkan pikiran yang manusia yang harus selalu tajam.

Motif sasirangan gigi haruan

2. Motif Bayam Raja

Motif Bayam Raja ini menyerupai sayuran bayam yang banyak masyarakat Banjar konsumsi. Selain itu, motif ini melambangkan kesehatan dan tradisi yang harus warga suku Banjar lestarikan.

Motif sasirangan bayam raja

3. Motif Naga Balimbur

Kain adat suku Banjar yang bermotif ular naga (Naga Balimbur) yang dulunya kerap dipakai oleh kalangan pendekar dan petinggi istana.

Kata Balimbur (berlimbur) mempunyai arti membasahi atau membasuh diri demi menggapai kesucian rohani.

Motif sasirangan naga balimbur

4. Motif Daun Jeruju

Motif kain sasirangan berupa daun jeruju yang runcing di ujung dan sudut-sudutnya mempunyai makna kearifan lokal.

Selain itu, motif ini juga menyimpan pesan bahwa setiap manusia harus memiliki jati diri yang sejati meskipun penampilannya sederhana.

Motif sasirangan Daun jeruju

5. Motif Bintang Bahambur

Ada pula kain yang memiliki motif bintang bahambur atau bintang-bintang yang bertebaran (berhamburan) di langit. Motif ini ialah lambang dari kehidupan manusia yang harus damai, bersahaja, dan mengandung cita-cita yang luhur.

Motif sasirangan bintang bahambur

6. Motif Ombak Sinapur Karang

Selain itu, ada lagi contoh motif yang mirip dengan hempasan ombak di tepi pantai, yaitu motif ombak sinapur. Motif ini ialah perwujudan dari dinamika kehidupan manusia yang selalu naik dan turun.

Motif sasirangan ombak sinampur

Kain batik sasirangan dipercaya memiliki kekuatan magis yang bermanfaat untuk pengobatan (batatamba) serta mengusir dan melindungi diri dari gangguan roh jahat.

Agar bisa digunakan sebagai alat pengusir roh jahat atau pelindung badan, kain sasirangan dibuat berdasarkan pesanan (pamintaan) –sehingga dikenal pula sebagai kain pamintaan.

Pembuatan kain ini tak boleh sembarangan. Harus melewati persyaratan khusus berupa upacara selamatan. Pemberian warnanya pun disesuaikan peruntukannya. Misalnya, warna kuning untuk menyembuhkan penyakit kuning, merah untuk sakit kepala atau insomnia, hijau untuk sakit lumpuh atau stroke, hitam untuk demam dan kulit gatal-gatal, ungu untuk sakit perut, serta coklat untuk penyakit kejiwaan atau stres.

Begitu pula bentuk dan cara pemakaiannya. Sarung (tapih bumin) untuk mengobati demam atau gatal-gatal; kemben (udat) untuk menyembuhkan diare, disentri, kolera, dan penyakit perut lainnya; kerudung (kakamban) yang dililitkan di kepala atau disampirkan sebagai penutup kepala untuk mengatasi migraine; serta ikat kepala (laung) untuk penyakit kepala seperti pusing atau kepala berdenyut-denyut.

Siring perkembangan zaman, kain batik sasirangan ini juga digunakan sebagai pakaian adat oleh kalangan rakyat biasa ataupun keturunan bangsawan. Arus globalisasi mode menggerus dan mengubah fungsi kain sasirangan. Nilai-nilai sakral memudar. Kain ini mengalami desakralisasi sehingga berubah menjadi pakaian sehari-hari. kain batik sasirangan juga dibuat untuk gorden, taplak meja, seprai, hingga sapu tangan.

 

 

Tags: , , , , , , , , , , ,

Bagikan ke

6 Ragam Motif Batik Sasirangan Yang Syarat Akan Makna Spiritual Dalam Kehidupan Masyarakat Banjarmasin

Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama memberikan komentar.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

6 Ragam Motif Batik Sasirangan Yang Syarat Akan Makna Spiritual Dalam Kehidupan Masyarakat Banjarmasin

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: