google-site-verification=p3iDmGDemEBzIUgsj86BAndtQ9sqNmIZ34QAaA2D_OE
Beranda » Blog » 7 Fakta Kain Tenun Tradisional Khas Indonesia Yang Syarat Dengan Makna dan Telah Mendunia

7 Fakta Kain Tenun Tradisional Khas Indonesia Yang Syarat Dengan Makna dan Telah Mendunia

Diposting pada 5 June 2023 oleh GriyatenunOfficial / Dilihat: 425 kali

7 Fakta Kain Tenun Tradisional Khas Indonesia Yang Syarat Dengan Makna dan Telah Mendunia

Kain Tenun Indonesia – Anda pasti sering mendengar tentang kain tenun atau mungkin anda salah satu penggemar kain tenun. Ya. Selain kain batik, Indonesia juga terkenal dengan kain tenun. Kain tenun Indonesia ternyata tidak hanya terkenal di dalam negeri saja tetapi juga sudah dikenal di Mancanegara.

Memang kain tenun Indonesia terkenal dengen keunikannya. Tidak hanya dari variasi motif dan corak dan beragam tetapi juga terletak pada proses pembuatannya. Dalam pembuatannya, seorang pengerajin kain tenun dapat menghabiskan waktu lama hingga berbulan-bulan untuk dapat menghasilkan tenunan yang indah.

Karena sulitnya proses pembuatan, tak heran jika kain yang dihasilkan demikian indah dan menyebabkan kain tenun ini banyak diminati sehingga tentu saja membuat harga kain tenun melambung tinggi bahkan harga kain tenun terbilang cukup fantastis.

Fakta Kain tenun Indonesia

Fakta Kain tenun Indonesia

Sebelum mengenal lebih jauh tentang ragam kain tenun Indonesia ada baiknya jika kita mengenal terlebih dahulu pengertian kain tenun dan keberadaan kain tenun di Indonesia. Artikel ini akan membahas tentang 7 rahasia dibalik kain tenun di Indonesia. Berikut 7 rahasia dibalik kain tenun Indonesia :

Pengertian Kain Tenun

Kain tenun merupakan hasil satu hasil dari seni kriya yang terbuat dari benang dengan bahan dasar yang beragam. Jika kita bicara tentang kain tenun, tentu tak lepas dari kegiatan menenun, karena kain tenun merupakan kain yang dihasilkan dari proses menenun.

Sedangkan kegiatan menenun sendiri mempunyai definisi kerajinan yang dihasilkan dari benang yang digabungkan secara vertikal dan horizontal secara bergantian sehingga membentuk kain dengan motif dan corak yang beragam dan dapat digunakan untuk bebagai keperluan.

Pada kain tenun benang horizontal dan vertikal yang digabungkan pada saat menenun mempunyai istilah umum yang dikenal oleh masyarakat. Untuk benang yang diletakkan secara vertikal pada alat tenun dikenal dengan nama benang lungsi. Sedangkan benang yang diletakan secara horizontal dikenal dengan nama benang pakan.

Pada dasarnya kegiatan menenun hampir sama dengan menganyam. Hanya saja pada menganyam bahan yang digunakan biasanya berupa serat kayu atau tanaman dan produk yang dihasilkan adalah kerajinan seperti hiasan. Sedangkan pada menenun, bahan yang digunakan adalah benang dan produk yang dihasikkan berupa kain atau sarung.

Jenis Alat Tenun

Untuk menjalin benang-benang menjadi sehelai kain tenun yang indah, ada tiga alat tenun yang lazim digunakan oleh masyarakat. Alat tenun tersebut terdiri dari alat tenun tradisional atau yang lebih dikenal dengan Gedogan, alat tenun bukan mesin atau ATBM dan alat tenun mesin ATM.

Alat tenun tradisional atau Gedogan sudah ada sejak zaman dahulu dan sangat lazim digunakan, alat ini masih ada dan digunakan secara aktif sampai sekarang dengan tujuan untuk menjaga keaslian dan melestarikan budaya.

Alat ini hanya terdiri dari kayu dan bambu yang digunakan untuk mengakitkan benang lungsi. Ujung-ujung alat tenun gedogan dikaitkan pada tiang atau pondasi rumah, sementara ujung lainnya diikatkan pada badan si penenun, posisi penenun pada saat menenun adalah duduk dilantai.

Menenun dengan menggunakan gedogan akan menghasilkan kain tenun yang berkualitas tinggi karena pengerjaan dilakukan dengan sangat teliti dan memakan waktu yang lama tak heran bila kain tenun yang dihasilkan dari alat gedogan ini mempunyai harga yang fantastis.

Seiring dengan berkembangnya kebudayaan, masyarakat mulai mencoba untuk membuat lebih banyak kain dengan waktu yang lebih singkat, maka dibuatlah sebuah alat yang dapat yang lebih modern tetapi pengerjaannya tetap menggunakan tangan yaitu alat tenun bukan mesin atau yang lebih dikenal dengan ATBM.

Prinsip kerja ATBM hampir sama dengan Gedogan. ATBM terbuat dari kayu yang dipasangi beberapa perlengkapan hingga membentuk satu unit ATBM. ATBM digerakkan secata manual dengan menggunakan kaki dan tangan. Jika pada gedogan penenun duduk dilantai, pada ATBM penenun duduk dikursi dengan kaki mengayuh pedal dan tangan menarik pengungkit. Injakan kaki penenun pada pedal berfungsi untuk mengatur naik turunnya lungsi pada waktu masuk keluarnya benang pakan.

Dengan ATBM, proses menenun jadi lebih mudah tetapi memang kain yang dihasilkan tidak sehalus kain tenun dari gedogan, karena pada prosesnya benang kerap kali putus sehingga sambungan benang akan tampak dan kerasa pada kain. Selain itu butuh tenaga yang cukup besar untuk dapat mengoperasikan alat ini.

Semakin meningkatnya permintaan kain tenun dipasaran memaksa pengerajin untuk membuat kain tenun dalam waktu yang singkat. Hal ini membuat pengerajin beralih pada alat tenun mesin (ATM).

Dengan menggunakan alat tenun mesin pengerajin mampu menghasilkan kain tenun dalam waktu yang relatif lebih singkat sehingga produksi kain tenun meningkat dan mampu memenuhi permintaan pasar.

Sejarah Kain Tenun di Indonesia

Kain tenun sudah ada sejak zaman prasejarah, diperkiraan keberadaan kain tenun di Indoesia sejak zaman perunggu yaitu abad kedelapan hingga ke dua sebelum masehi.

Keberadaan kain tenun menunjukkan sebuah tingkat kebudayaan yang tinggi karena dalam kain tenun terdapat makna yang melambangkan adat istiadat yang berlaku didaera setempat. Kain tenun merupakan salah satu kebudayaan merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang harus kita lestarikan.

Jenis Kain Tenun

Terdapat 3 jenis kain tenun yang tersebar diberbagai wilayah Indonesia, yaitu tenun datar, songket dan tenun ikat. Menurut Susanto (2011) Tenun datar adalah tenun yang dihasilkan melalui proses persilangan benang lungsi dan benang pakan berdasarkan pola anyam datar dengan menggunakan alat tenun.

Kain yang dihasilkan dari tenun ini memiliki permukaan yang rata dan datar. Di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa timur kain tenun datar dikenal dengan istilah lurik.

Kain tenun jenis kedua adalah kain songket. Songket merupakan kain yang dihasilkan dengan menggunakan teknik menenun dengan menambahkan benang-benang pakan pada struktur tenun yang sudah ada.

Benang tambahan yang digunakan adalah benang emas dan perak. Songket umumnya di temukan di pulau Sumatera seperti Mingkabau, Jambi, Palembang, Riau dan Lampung.

Tenun ikat adalah tenun yang menggunakan benang yang sudah diberi corak terlebih dahulu dengan cara mengikat dan mencelupkan benang kedalam cairan pewarna dengan tujuan menghasilkan motif dan corak tertentu.

Ada tiga jenis tenun ikat yang ada di Indonesia yaitu tenun ikat lungsi, tenun ikat pakan dan tenun ikat berganda atau dobel ikat. Tenun ikat banyak ditemukan didaerah Nusa Tenggara Timur. Namun sekarang ini sudah menyebar daerah lain.

Fungsi Kain Tenun

Pada mulanya tenunan dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sebagai busana penutup dan pelindung tubuh. Tetapi kain tenun juga sering digunakan dalam berbagai upara adat seperti perkawinan, upacara kematian, penyambutan tamu penting dan acara-acara adat lainnya.

Di beberapa wilayah di Indonesia kain tenun digunakan sebagai bentuk penghargaan bagi tamu yang datang berkunjung, selain itu kain tenun juga merupakan penunjuk status sosial seseorang.

Pesona Kain Tenun

Dulu kain tenun hanya sebatas digunakan sebagai sarung dan selendang, tetapi kini penggunaannya untuk produk-produk fashion pun sudah meningkat. Sudah banyak designer-designer kenamaan Indonesia yang menjadikan kain tenun sebagai bahan utama untuk produk fashion sebagai karya mereka.

Kain tenun dinilai dapat membuat penggunanya tampil lebih eksotik dan anggun. Tak hanya di Indonesia, bahkan kain tenun sudah mulai dilirik di Mancangera.

Ini terlihat dari semakin banyaknya designer Indonesia yang diundang untuk memeragakan busana rancangan mereka yang berbahan kain tenun di peragaan busana bertaraf Internasional, sebut saja New York dan London Fashion Week.

Proses Pembuatan Kain Tenun

Untuk membuat 1 buah kain tenun ternyata membutuhkan proses yang cukup rumit dan membutuhkan waktu yang lama. Setidaknya ada 4 proses yang dibutuhkan agar menghasilkan sebuah kain tenun yang indah. Tahap pertama yaitu tahap pembuatan benang pintal tangan, pembuatan atau pengikatan motif, tahap pewarnaan dan yang terakhir adalah penenunan.

Kain tenun mempunyai warna yang beragam, ternyata warna ini didapatkan dari bahan-bahan alami yang terdapat di alam. Untuk memperoleh warna biru, biasanya digunakan daun nila yang banyak tumbuh liar. Warna kuning diperoleh dari kunyit dan kulit pohon nangka.

Untuk memperoleh warna merah digunakanlah daun dadap, daun pohon loba, akar pohon mengkudu dan daun talinbao. Akar pohon mengkudu juga dapat menghasilkan warna coklat. Sedangkan untuk menghasilkan warna hijau digunakan daun kacang.

 

Tags: , , , , , , , , , ,

Bagikan ke

7 Fakta Kain Tenun Tradisional Khas Indonesia Yang Syarat Dengan Makna dan Telah Mendunia

Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama memberikan komentar.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

7 Fakta Kain Tenun Tradisional Khas Indonesia Yang Syarat Dengan Makna dan Telah Mendunia

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: