Beranda » Blog » Kain Lurik – Kain Tradisional  Khas Dari Jogjakarta Dengan Pola Khas Bergaris-garis yang Cantik dan Unik

Kain Lurik – Kain Tradisional  Khas Dari Jogjakarta Dengan Pola Khas Bergaris-garis yang Cantik dan Unik

Diposting pada 1 June 2023 oleh GriyatenunOfficial / Dilihat: 102 kali

Kain Lurik – Kain Tradisional  Khas Dari Jogjakarta Dengan Pola Khas Bergaris-garis yang Cantik dan Unik

Kain Lurik – Lurik merupakan salah satu jenis kain tenun yang berasal dari pulau Jawa. Salah satu daerah penghasil lurik adalah Yogyakarta. Lurik merupakan salah satu pakaian khas Yogyakarta selain kain batik. Kata lurik berasal dari bahasa Jawa yaitu “lorek” yang berarti garis-garis.

Menurut Eksiklopedinasional Indonesia (1997) lurik adalah suatu kain hasil tenunan benang yang berasal dari daerah Jawa Tengah dengan motif dasar garis-garis atau kotak-kotak dengan warna-warna suram yang pada umumnya diselingi aneka warna benang. Kata lurik berasal dari akar kata rik yang artinya garis atau parit yang dimaknai sebagai pagar atau pelindung bagi pemakainya.

Sejarah Kain Lurik

Sejarah Kain Lurik

Sejarah Kain Lurik

Kain Lurik diperkirakan berasal dari daerah pedesaan di Jawa, dahulu lurik merupakan pakaian yang dikenakan oleh rakyat tetapi kemudian berkembang lurik juga dikenakan dilingkungan keraton. Pada mulanya lurik dibuat dalam bentuk sehelai selendang yang berfungsi sebagai kemben (penutup dada bagi wanita) dan sebagai alat untuk menggendong sesuatu.

Kain Lurik merupakan lambang kesederhanaan. Seperti halnya kain tenun yang lain, lurik juga tak hanya berfungsi sebagai pakaian tetapi juga sebagai status simbol dan fungsi ritual keagamaan. Motif lurik yang dipakai oleh golongan bangsawan berbeda dengan yang digunakan oleh rakyat jelata, begitu juga lurik yang dipakai dalam upacara adat biasanya berbeda tergantung dari waktu serta tujuan kegiatan.

Sebagian besar motif yang digunakan dalam kain lurik berasal dari nama tumbuhan, hewan, atau benda apapun yang dianggap sakral. Motif lurik tradisional memiliki makna yang mengandung petuah, cita-cita, serta harapan pemakainya.

Proses Pembuatan Kain Lurik

Pada awalnya motif lurik masih sangat sederhana dan warna yang digunakan hanya warna hitam dan putih atau kombinasi keduanya. Begini tahap-tahap pembuatannya :

  • Menyiapkan bahan berupa benang (lawe). Benang berasal dari tumbuhan perdu dengan warna dominan hitam dan putih.
  • Benang diberi warna dengan menggunakan pewarna tradisioal yaitu Tarum dan kulit batang mahoni. Tarum akan menghasilkan watna nila, biru tua dan hitam, sedangkan kulit batang mahoni akan menghasilkan warna coklat.
  • Benang dicuci berkali-kali, kemudian dipukul hingga lunak kemudian dijemur.
  • Benang kemudian dibaluri nasi dengan menggunakan kuas dari sabut kelapa supaya benang mejadi kaku.
  • Kemudian benang diberi warna dan dijemur kembali.
  • Benang siap di tenun menjadi kain lurik.

Alat Tenun Kain Lurik

Ada dua alat yang digunakan untuk menenun kain lurik yaitu alat tenun bendho dan alat tenun gendong. Alat tenun bendho terbuat dari bambu atau batang kayu. Alat tenun bendho biasanya digunakan dengan posisi berdiri. Disebut bendho karena alat yang digunakan untuk merapatkan benang pakan berbentuk bendho (golok).

Alat tenun bendho biasanya digunakan untuk membuat stagen. Stagen adalah ikat pinggang dari tenun benang yang sangat panjang dan biasanya digunakan sebagai pengikat kain bagi para wanita Jawa.

Alat tenun gendong digunakan untuk membuat bahan pakaian, selendang lebar, maupun jarik. Disebut alat tenun gendong karena salah satu bagian diletakkan dibelakang pinggang sehingga tampak seperti digendong.

Ragam Motif dan Corak Kain Lurik

Motif dan corak lurik berkembang seiring dengan perkembangn jaman dan permintaan pasar yang sedang disukai atau trend. Beberapa corak lurik adalah corak klenting kuning, sodo sakler, lasem, tuluh watu, lompong keli, kinanti, kembang telo, kembang mindi, melati secontong, ketan ireng, ketan salak, dom ndlesep, loro-pat, kembang bayam, daun dawuk, kijing miring, kunang sekebon, dan sebagainya.

Sedangkan beberapa motif lurin antara lain ketan ireng, gadung mlati, tumenggungan, dan bribil. Dan beberapa motif –motif baru seperti yuyu sekandang, sulur ringin, lintang kumelap, polos abang, polos putih, motif hukan gerimis, dam mimi, galer dan sebagainya.

Selain motif tersebut, keraton Yogyakarta mampunyai motif sendiri yang disebut motif keraton. Antara lain motif telu-pat, motif mantrijero, motif patangpuluhan, motif jogo-karyo, dan motif ketanggungan. Motif-motif ini dulunya hanya dipakai oleh prajurit keraton ketika hendak menghadiri pisowanan (menghadap raja).

Nah, demikianlah artikel tentang mengenal kain lurik, si cantik bergaris dari pulau Jawa ini. kain lurik merupakan pakaian ciri khas Yogyakarta disejajarkan dengan kain batik. keberadaan kain lurik ini sudah menjadi bagian dari sejarah masyarakat Jogjakarta khususnya.

Untuk artikel seanjutnya kita akan membahasn perkembangan kain lurik dari masa ke masa. semoga informasi tersebut dapat menambah wawasan anda tentang kain lurik khas jogjkarta. mulai sekarang cintailah produk-produk dalam negeri. Semoga bermanfaat!

Tags: , , , , , , , , , , , , , , ,

Bagikan ke

Kain Lurik – Kain Tradisional  Khas Dari Jogjakarta Dengan Pola Khas Bergaris-garis yang Cantik dan Unik

Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama memberikan komentar.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Kain Lurik – Kain Tradisional  Khas Dari Jogjakarta Dengan Pola Khas Bergaris-garis yang Cantik dan Unik

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: