Beranda » Blog » Mengenal Tenun Endek – Sejarah, Keistimewaan, Ragam Motif dan Cara Pembuatan Kain Tenun Khas Bali Yang Syarat Akan Makna Religius

Mengenal Tenun Endek – Sejarah, Keistimewaan, Ragam Motif dan Cara Pembuatan Kain Tenun Khas Bali Yang Syarat Akan Makna Religius

Diposting pada 19 June 2023 oleh GriyatenunOfficial / Dilihat: 117 kali

Mengenal Tenun Endek – Sejarah, Keistimewaan, Ragam Motif dan Cara Pembuatan Kain Tenun Khas Bali Yang Syarat Akan Makna Religius

Tenun EndekKain Tenun Endek sering dijumpai di Bali dalam bentuk kain panjang, sarung, dan selendang, atau yang sering disebut dengan anteng. Bentuk sarung lazim dipakai oleh para laki-laki. Dengan ciri mempunyai sambungan pada bagian tengah atau sampingnya.

Sedangkan Kain Tenun Endek berbentuk kain panjang dipakai oleh kaum hawa. Dengan ciri mempunyai motif ragam hias ikat yang menghias bagian pinggir kain. Pada bagian tengah kain berwarna polos. Sejalan dengan perkembangannya, ditemukan banyak variasi, seperti ragam hias juga dibuat pada bidang tengah kain selain pada jalur hiasan pinggir.

Pembuatan Tenun Endek merupakan sebuah rangkaian proses kreatif yang memadukan unsur seni, kreativitas, teknik pewarnaan, dan inovasi. Keempat hal tersebut sangatlah penting untuk menghasilkan Kain Tenun Endek yang mempunyai kualitas tinggi.

Tak hanya itu pengrajin karya tenun ini haruslah mempunyai keterampilan dan ketelitian serta membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengerjaannya.

Fakta Unik Kain Tenun Endek Bali

Fakta Unik Kain Tenun Endek Bali

Di balik keindahan kain tenun endek khas pulau dewata ini, ternyata menyimpan beberapa fakta yang sangat unik dalam sejarah lahirnya kain tenun endek bali. Apa saja itu? Simak artikel yang telah kami susun ini untuk mengetahuinya.

1. Sejarah Tenun Endek

Apabila pemberian nama suatu benda atau barang biasanya mengacu pada: asal muasalnya, daerah kelahirannya, fungsinya atau nama penemunya. Tidak demikian dengan nama Endek. Nama itu berasal dari bahasa setempat yaitu “gendekan” atau “ngendek” yang berarti diam atau tetap, tidak berubah warnanya (Adnyana, Wawancara, 2015).

Sebutan tersebut muncul ditengah proses pembuatannya, yaitu pada saat diikat dan kemudian dicelup, benang yang diikat warnanya tetap atau tidak berubah atau di Bali disebut “ngendek”.

2. Karakteristik Tenun Endek

Sebagaimana kita tahu, di Bali, kain tidak hanya dipakai sebagai penutup tubuh atau pakaian saja. Namun kain juga digunakan untuk menghias tempat-tempat upacara di pura, rumah maupun di pusat desa.

Masyarakat Bali mempercayai ada kain tertentu yang dapat berfungsi sebagai penolak bala, misalnya kain tenun endek asli seperti endek gringsing, endek cepuk dan endek bebali. Contoh upacara yang menggunakan kain bebali sebagai unsur ritualnya adalah upacara nelu bulanan dan ngaben. Kain endek bali juga biasa digunakan dalam pementasan kesenian tradisional.

Ada pula yang menyebutkan bahwa beberapa jenis ragam hias Tenun Endek memiliki fungsi sebagai penangkal bahaya wabah penyakit atau kematian. Kepercayaan tersebut diyakini secara turun temurun. Contohnya adalah motif Gringsing Isi dan Sanan Empeg adalah dua diantaranya.

Kain Tenun Endek bermotif gringsing diyakini dapat digunakan sebagai penangkal wabah penyakit. Apabila digunakan sebagai penangkal (pasikepan) tidak harus dipakai kamben, namun bisa juga dalam bentuk kain sobekan kecil. Asalkan sobekan tersebut tepat pada bagian motif yang disakralkan.

3. Ragam Motif Tenun Endek

Masyarakat Bali dikenal sebagai masyarakat yang tidak dapat terlepas dari upacara adat. Dari matahari muncul sampai tenggelam, orang Bali terikat menjalankan kegiatannya. Begitulah siklus hidup masyarakat Bali.

Upacara adat ataupun keagamaan tesebut adalah hal yang dianggap sakral, termasuk peranti dalam menjalankannya, dalam hal ini Kain Tenun Endek. Kain Tenun Endek dengan motif tertentu hanya diperbolehkan untuk upacara-upacara adat atau kalangan tertentu

4. Cara Pembuatan Tenun Endek

Salah seorang sumber mengatakan bahwa teknik ikat yang berkembang di Bali adalah teknik single ikat pada benang pakan dan double ikat pada kedua benang yaitu lusi dan pakan. Tak heran untuk membuat satu motif Kain Tenun Endek saja membutuhkan waktu yang cukup lama dalam produksinya.

Pembuatan Tenun Endek merupakan sebuah rangkaian proses kreatif yang memadukan unsur seni, kreativitas, teknik pewarnaan, dan inovasi. Keempat hal tersebut sangatlah penting untuk menghasilkan lembaran Kain Tenun Endek yang berkualitas tinggi.

Tak hanya itu pengrajin karya tenun ini haruslah mempunyai keterampilan, ketelitian dan waktu yang cukup lama dalam pengerjaannya.

Untuk membuat satu helai Kain Tenun Endek normalnya dibutuhkan waktu minimal satu bulan pengerjaan. Beberapa jenis Tenun Endek bermotif Gringsing bahkan membutuhkan waktu sampai bertahun-tahun dalam pengerjaannya.

Apabila Anda ingin mengetahui lebih banyak dan lebih detail tentang tenun Gringsing, Anda dapat membacanya pada artikel kami yang berjudul – Tenun Gringsing, Kain Bernilai Tinggi Yang Penuh Mistis.

5. Makna Motif Tenun Endek

Kain mempunyai peranan penting selain sebagai penutup tubuh semata. Kain tenun endek juga dipakai dalam upacara-upacara adat dan keagamaan. Sehingga motif-motif tenun mempunyai fungsi dan makna tertentu. Misalnya seperti yang disimbolkan pada siklus hidup masyarakat Bali

Kain Tenun Endek selain dipergunakan sebagai pakaian juga dapat dipergunakan sebagai simbol ikatan tali persaudaraan (menyama braya) dan cindera mata kepada teman maupun kerabat. Bahkan dalam lingkungan masyarakat sekitar kain tenun ini juga dipinjamkan antar tetangga. Sebagai catatan benda lain yang umum untuk pinjam meminjam dalam masyarakat Bali hanyalah kemben.

Masyarakat Bali dikenal sebagai masyarakat yang taat dalam menjalankan ibadahnya. Upacara-upacara rutin dilakukan sepanjang hari dari matahari muncul sampai tenggelam. Sebagaimana diketahui, terdapat 5 jenis upacara keagamaan penting di Bali, atau sering disebut sebagai Panca Yadnya. Yaitu: Dewa Yadnya, Pitra Yadnya, Manusa Yadnya, Rsi Yadnya dan Butha Yadnya.

Dewa Yadnya adalah upacara-upacara kepada manifestasi Tuhan. Pitra Yadnya adalah upacara untuk roh leluhur, baik berupa kematian maupun penyucian. Manusa Yadnya adalah upacara siklus hidup manusia dari masa kehamilan sampai menikah. Rsi Yadnya adalah upacara untuk pentasbihan seorang pendeta. Sedangkan Butha Yadnya adalah upacara yang diadakan untuk butha dan kala atau roh pengganggu manusia.

Kain Tenun Endek adalah kain yang dipergunakan dalam banyak upacara-upacara penting adat dan keagamaan masyarakat Bali tersebut. Hal itu akibat Kain Tenun Endek sarat makna dan simbol-simbol didalamnya. Banyak simbolisme tentang, manusa (manusia), dewa, tokoh pewayangan, fauna, dll. dalam motif-motifnya.

Demikianlah informasi tentang tenun endek, Kain tenun khas bali yang syarat akan keindahan dan makna religius. Dalam artikel tersebut kita telah membahas tentang sejarah tenun endek, karakteristik tenun endek, ragam motif tenun endek, makna motif tenun endek dan cara pembuatan kain tenun endek.

Kain Tenun Endek merupakan hasil karya seniman bali yang merangkum keindahan Alam khas Bali sekaligus sejarah keindahan karya para seniman religius mereka. Semoga artikel tersebut dapat bermanfaat untuk kita semua, Terima kasih.

 

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , ,

Bagikan ke

Mengenal Tenun Endek – Sejarah, Keistimewaan, Ragam Motif dan Cara Pembuatan Kain Tenun Khas Bali Yang Syarat Akan Makna Religius

Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama memberikan komentar.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Mengenal Tenun Endek – Sejarah, Keistimewaan, Ragam Motif dan Cara Pembuatan Kain Tenun Khas Bali Yang Syarat Akan Makna Religius

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: