Kain Pinawetengan, Kain Tenun Minahasa Sulawesi yang Elegan dan Menawan
|Kain Pinawetengan, Kain Tenun Minahasa Sulawesi yang Elegan dan Menawan
GriyaTenun.com – Minahasa adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di kota Tondano. Minahasa Dikenal sebagai salah satu daerah yang kaya akan keindahan alamnya.
Selain itu, Minahasa ternyata juga memiliki keanekaragaman budaya yang menawarkan banyak keistimewaan tersendiri lho. Pada wastra nusantara misalnya, anda dapat menemukan kain pinawetengan yang mampu berfungsi sebagai citra budaya Minahasa.

Pengertian Kain Pinawetengan
Kain pinawatengan merupakan kain tradisional dengan corak khas Minahasa yang sesungguhnya sudah terancam mengalami kepunahan. Pinawetengan bagi masyarakat Minahasa bukan hanya sekadar kain biasa, namun memiliki nilai sejarah yang bermakna bagi perkembangan kebudayaan masyarakat setempat.
Dilihat dari sejarahnya nama pinawetengan sendiri konon didapat dari guratan di atas watoe (batu dalam bahasa Minahasa) yang ditemukan tahun 1888 oleh penduduk Kanonang. Pada batu besar itulah para kepala adat dari berbagai suku Minahasa dahulu berikrar untuk hidup rukun dan damai dalam suasana persaudaraan.
Dapat dikatakan pula bahwa watoe pinawetengan merupakan titik sentral atau titik awal dari pusat kebudayaan Minahasa dan dari guratan-guratan pada batu pinawetengan inilah muncul kreatifitas masyarakat setempat untuk menciptakan kain tenun yang dalam bahasa Minahasa disebut kaiwu dengan corak watu pinawetengan.
Kain pinawetengan dengan motifnya yang khas kemudian menjadi penanda bangkitnya eksistensi budaya Minahasa sebagai bagian dari komoditi budaya. Meski sempat menghilang sementara waktu akibat penjajahan budaya yang dibawa oleh Belanda, kini kain pinawetengan mulai tampak dan terlihat muncul di mana-mana.
Keistimewaan Kain Pinawetengan
Dibalik tampilannya yang unik, kain pinawetengan ini ternyata juga menyimpan keistimewaan tersendiri yang mungkin tidak dapat anda temukan pada kain tradisional lainnta lho. Beberapa fakta menarik terkait kain pinawetengan yang perlu anda ketahui diantaranya:
- Sampai saat ini konon hanya ada satu lembar wastra dari Minahasa yang ada di Indonesia yakni di Museum Nasional, sementara ada dua lembar kain lainnya di Tropen Museum, Amsterdam, Belanda.
- Kain pinawetengan telah dipatenkan dan tercatat dalam Guinness Book of Records yang diakui sebagai tenun songket terpanjang di dunia. Panjang kain mencapai 101 meter dan tanpa sambungan.
Motif Kain Pinawetengan
Berbicara mengenai corak atau ragam hiasnya, jadi motif utama kain tenun pinawetengan yang juga merupakan hasil kreasi masyarakat Minahasa awalnya memang hanya diproduksi dengan motif yang ada di watu pinawetengan yakni dalam bentuk print lengkap dengan nuansa khas Minahasa yang mencolok.
Berbagai macam corak khas Minahasa ditampilkan pada kain pinawetengan antara lain terdiri dari corak bunga matahari, lukisan orang, tulisan-tulisan kuno dan garis-garis hingga fauna bahari. Motif tersebut kemudian dikombinasi dengan berbagai warna utama seperti hitam, merah, cokelat, hijau, ungu dan biru.
Selain motif-motif yang sudah disebutkan di atas terdapat pula motif karema, motif lumi’muut dan motif toar yang menyerupai guratan dan gambar watu pinawetengan. Lebih lanjut ada juga motif lingkan wene yaitu motif yang menggambarkan dewi kesuburan dan motif ikan yang menunjukkan musim tertentu.
Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya peradaban manusia, aplikasi kreatif masyarakat Minahasa lambat laun juga terus berevolusi sehingga lahirlah motif terbaru dari galery pinawetengan yakni kain pinawetengan “motif cengkih” yang terbuat dari bahan satin dan tersedia dalam 7 warna.
Berawal dari situlah hingga saat ini jenis kain yang diproduksi berupa kain songket, kain tenun dan juga kain print dengan motif pinawetengan. Meski secara sepintas tampak sederhana namun perpaduan corak yang dihasilkan pada kain pinawetengan umumnya akan terlihat menarik dan memiliki nilai seni tinggi.
Pembuatan Kain Pinawetengan
Beralih ke pembahasan berikutnya yakni tentang proses pembuatan kain pinawetengan. Secara sederhana tahap-tahap yang harus dilalui untuk menciptakan kain pinawetengan yang indah dapat digambarkan sebgai berikut.
- Langkah awal proses pembuatan kain pinawetengan yakni penkloasan benang, pembidangan, dan pembuatan pola.
- Setelah pola terbentuk pada benang, dilanjutkan ke tahap pewarnaan. Pencelupan warna bisa dilakukan berulang kali tergantung jumlah warna yang ada di dalam pola.
- Tahap berikutnya melakukan pengginciran dan pemaletan benang.
- Setelah benang diwarnai dimasukan ke dalam alat tenun ikat untuk disatukan menjadi kain tenun hasil aplikasi kreatifitas yang indah dengan tampilan unik menarik dan cantik dipandang dari sisi seni.
Waktu pengejaan yang dibutuhkan para pengrajin kain tenun untuk menghasilkan benang yang sudah berbentuk pola biasanya memakan waktu sekitar tiga minggu hingga satu bulan. Sementara untuk proses penyatuan benang pada alat tenun ikat, dalam satu hari bisa menghasilkan kurang lebih satu meter kain tenun.
Selain dalam bentuk tenunan, saat ini motif-motif pinawetengan juga dapat dijumpai pada kain poliester, cifon dan sutra. Harga jual dari kain pinawetengan inipun juga relatif berbeda tergantung jenis benang yang digunakan. Kalau proses pembuatannya cukup rumit dan butuh waktu lama maka harga jualnya juga pasti mahal.
Demikian informasi singkat mengenai kain pinawetengan, Kain Tenun Minahasa Sulawesi yang Elegan dan Menawan. Dalam artikel tersebut kita telah membahas sejarah, motif-motif kain pinawetengan, tahap pembuatan kain pinawetegan.
Semoga informasi tersebut dapat menambah wawasan kita tentang ragam kain tradisional Indonesia yang tidak kalah menarik. Terima kasih.